Eliminasi Radikalisme Berbasis Adat (Pengembangan Model Alternatif Deteksi Dini Anarkisme Berlegitimasi Agama di Provinsi Bali)
Abstract
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah: dihasilkannya model pencegahan
perilaku radikal dan tindakan terorisme di wilayah Bali, dengan basis keunggulan nilai
nilai budaya dan lembaga lokal di masing-masing desa adat yang ada di Provinsi Bali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan tipe “front-ended
prototyfe studies” dengan mengedepankan kritik sosial-budaya dan rekonstruksi
generalisasi radikalisme. Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan: pedoman
observasi, pedoman wawancara, kuesioner, pedoman studi dokumen, fokus groups
discussion, dan interrater validity. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut.
Pertama, modalitas sosial dan budaya yang dimiliki oleh desa adat tersebut terdiri atas:
lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti sekehe santi, teruna teruni, pecalang, hulu
apad, tegak desa, sekehe jegog, sekehe gong, sekehe jojor dan baris, sekehe ebat, sekehe
gaguruitan, sekehe angklung, dan organisas-organisasi sosial lainnya. Kedua, secara
sosiologis, potensi kekuatan yang dimiliki oleh setiap desa adat yang menjadi lokasi
penelitian ini, terpolarisasi ke dalam 5 kelompok aspek, yaitu: aspek keagamaan, aspek
sosial, aspek budaya, aspek ekonomi, dan aspek politik. Ketiga, responden sebagian besar
berpendirian dan menjustifikasi agama bisa menjadi modal kultural dalam coraknya
agama menjadi basis budaya dan tradisi. Keempat, desa adat biasanya mengembangkan
model penyelesaian konflik yang terjadi umumnya dapat diselesaikan secara damai oleh
lembaga penyelesaian konflik, baik di tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat.
References
Customs Pertaining to Twins in
Bali. New York: Columbia
University Press.
Costa, A.T. (2003). The Female
World. New York: The Pree
Press.
Depdagri, (2006). Peraturan Menteri
Dalam Negeri No.11 Tahun
2006 Tentang Komunitas
Intelejen Daerah, Dirjen
Kesbangpol Depdagri, Jakarta.
Gordon. T. (1984). Menjadi orang
tua yang efektif. Jakarta :
Penerbit Gramedia.
Handerson, J.P. (2005) Traditional
Vilage and Customs of Balinese.
Disertation: Australia, Deakin
University.
Jenkins, David. (2005). The terorist.
USA: Open University
Kaler, I. G. K. (2003). Butir-butir
Tercecer tentang Adat Bali Jilid
I. Denpasar: Bali Agung.
Lodewijk, F. Paulus, (2002).
”Makalah Tentang Terorisme”,
Sat-81/Gultor Kopasus, Jakarta.
Mathew, M. B. & Huberman, A. M.
(1984). Qualitative data
analysis. London New Delhi :
Sage Publications Beverly Hills.
Mabes POLRI. (2003). ”Naskah
Strategi Pemberantasan
Terorisme” Badan Intelejen
Keamanan Mabes POLRI,
Jakarta.
McTitto, C. (2005). “Adat and
Dinas: Village and State in
Contemporary Bali”. Dalam
Hildred Geertz (ed), State and
society in Bali. Leiden : KLTLV
Press.
Menko Polhukam RI, 2006,
“Pedoman Operasi Terpadu
Dalam Penanganan Aksi Terorisme”, Desk Koordinasi
Pemberantasan Terorisme,
Jakarta..
McKappa, B. (2003). Pollution in
Paradise: Hinduism and The
Subordination of Women in
Bali. Sociology Journal: Monash
University, Melbourne.
Palguna, I.D. (2001). Bali Masa
Kini: Peranan Wanita dalam
Perkembangan Masyarakat
Desa. Denpasar: P3S Bali
Dwipa.
Smelser, W. W. (2002). Heilkunde
und Volkstum auf Bali. : P.T.
Intermasa.
Suradinata Ermaya. 2005. “Hukum
Dasar Geopolitik dan Geo
Strategis Dalam Kerangka
Keutuhan NKRI”. Suara Bebas,
Cet-1, Jakarta.
Triguna, Y. I. B. (2003). Modul
Teori Konflik: Dasar Intelektual
Teori Konflik. Denpasar:
Fakultas Ilmu Agama,
Universitas Hindu Indonesia.
Copyright (c) 2021 LAMPUHYANG

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.