Sesayut Prabhu Wisnu Dalam Upacara Perkawinan Sebagai Simbol Pembentukan Keluarga Sukinah di Desa Adat Susuan Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem
Abstract
Keluarga Sukinah merupakan tujuan hidup berumah tangga bagi umat Hindu khususnya di Bali. Pembentukan Keluarga Sukinah disimbolkan dalam upacara perkawinan yang menggunakan sarana bebantenan yang disesuiaikan dengan dengan jenis dan tujuan upacara yang dilakukan. Salah satunya adalah Sesayut Prabhu Wisnu yang digunakan dalam Upacara Perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna Sesayut Prabhu Wisnu dalam Upacara Perkawinan di Desa Adat Susuan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Untuk bisa memenuhi tujuan tersebut, maka digunakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan pencatatan dokumen. Selanjutnya data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk Sesayut Prabhu Wisnu terbuat dari sebuah sebuah dulang, aledan sesayut, raka-raka yang letaknya melingkari tumpeng, bunga berwarna-warni, porosan, canang pasucian, bunga selasih, sampyan naga sari, sambal, garam, kacang, saur, gerang, mentimun, dan terong, sebuah tumpeng agung warna hitam ditancapkan sebuah kwangen, satu ekor daging ayam hitam dipanggang dan mebangun urip, serta sebuah penyeneng. (2) Fungsi Sesayut Prabhu Wisnu sebagai sarana pendidikan, perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Was, alat konsentrasi, serta sebagai sarana permohonan. (3) Makna Sesayut Prabhu Wisnu sebagai simbol permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar keluarga yang dibangun oleh sang mempelai menjadi keluarga sukinah serta diberkati keturunan yang suputra.
References
Pudja, Gde. 1985. Saracamuscaya. Surabaya: Paramitha.
______ . 1999. Bhagawadgita (Pancama Weda). Jakarta: Hanoman Sakti.
Purwita. 1992. Upacara Potong Gigi. Denpasar: Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
Putra, Ny. I Gusti Mas Agung. 1982. Yadnya dan Permasalahannya. Denpasar: Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
______. 1998. Catur Yadnya. Denpasar: Pemerintah Daerah Tingkat I Bali.
Seken, I Ketut. 2011. Modul Mata Kuliah Acara Agama Hindu. Amlapura: STKIP Agama Hindu Amlapura.
Sriyanti, Ni Ketut. 2008. Bebantenan Dalam Agama Hindu di Bali. Denpasar: Upada Sastra.
Sudarsana, Ida Bagus Putu. 2010. Himpunan Tetandingan Upakara Yadnya. Depasar: Yayasan Dharma Acarya.
Sumartini, Ni Wayan Eka. 2021. Konseling Praperkawinan Menuju Keluarga Sukinah. Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya: Jurnal Ilmu Agama dan Budaya Hindu. Volume 19. Nomor 1.
Sumiathi, Ni Made. 2012. Buku Pedoman Pelatihan Banten. Amlapura: Pasraman Dukuh Yadnya Dharma Besakih.
Surayin, Ida Ayu Putu. 2004. Manusa Yadnya. Surabaya: Penerbit Paramitha.
______. 2005. Melangkah Kepersiapan Upakara Upacara Yadnya. Surabaya: Penerbit Paramitha.
Tim Penyusun. 1997. Panca Yadnya. Denpasar: Proyek Peningkatan Sarana dan Prasarana Kehidupan Beragama.
______. 2000. Upacara Tingkatan-Tingkatan Hidup Manusia Selama Dalam Kandungan Sampai Meninggal. Denpasar: Kantor Dokumentasi Budaya Bali.
Wiana, I Ketut. 1997. Beragama Bukan Hanya di Pura. Denpasar: Yayasan Dharma Naradha.
______. 2003. Makna Bebanten. Surabaya: Paramitha.
______. 2004. Mengapa Bali Disebut Bali. Surabaya: Paramitha.
Wijayananda, Mpu Jaya. 2003. Tetandingan Lan Sorohan Bebanten. Surabaya: Paramitha.
Copyright (c) 2023 LAMPUHYANG

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.