Peranan Lingkungan Formal dan Informal dalam Pemerolehan Bahasa Kedua
Abstract
Manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya menggunakan sarana bahasa. Masyarakat Indonesia hendaknya mampu menguasai lebih dari satu bahasa karena negara Indonesia merupakan negara kepulauan, dan tentu memiliki Bahasa Daerah yang beragam. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan masyarakat interen suku tentu tidak akan mengalami kesulitan, namun apabila berkomunikasi dengan masyarakat di luar suku, sudah dapat dipastikan akan mengalami kesulitan. Oleh karena itulah, di Indonesia telah ada bahasa persatuan/bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Itulah sebabnya kenapa masyarakat disarankan untuk menggunakan lebih dari satu bahasa, minimal untuk masyarakat Indonesia, mampu menggunakan bahasa daerah sebagai B1 (bahasa Ibu) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya (B2).
Selain B2 bahasa Indonesia, kenyataan sekarang karena Indonesia terkenal dengan dunia pariwisata dan juga demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ada semacam tuntutan yang wajib dilaksanakan yaitu, menguasai bahasa Inggris sebagai B2 yang lain. Terlepas dari pernyataan di atas, disadari bahwa dalam belajar B2 itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak kesulitan-kesulitan dalam belajar bahasa kedua. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam belajar bahasa kedua. Salah satu faktornya adalah faktor lingkungan. Oleh karena itu, dalam artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengertian lingkungan bahasa, peranan lingkungan formal dalam pemerolehan bahasa kedua, dan peranan lingkungan informal dalam pemerolehan bahasa kedua.
Berdasarkan pembahasan diperoleh hasil bahwa yang termasuk lingkungan bahasa adalah situasi di mana orang tersebut belajar B2, misalnya di rumah, di sekolah, di kantor, di tempat nongkrong, dan yang lainnya. Kualitas lingkungan bahasa merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar B2. Kemudian, ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam belajar bahasa kedua. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan formal dan lingkungan nonformal. Lingkungan formal adalah salah satu lingkungan dalam belajar bahasa yang memfokuskan pada penguasaan kaidah-kaidah bahasa yang dipelajari secara sadar. Sementara itu, lingkungan nonformal adalah lingkungan yang mampu menjadi data input yang baik bagi pembelajar B2. Data input ini bila telah mengalami internalisasi akan menjadi pengetahuan linguistik yang berguna kelak sebagai bahan monitor. Lingkungan informal yang terpahami merupakan lingkungan bahasa yang baik bagi pembelajar. Seorang pembelajar B2 akan mampu menguasai bahasa target dengan baik apabila kedua lingkungan di atas dapat di manfaatkan dengan baik.
References
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Dulay, Heidi dkk. 1982. Language Two. Oxford: Oxford University Press.
Ellis, Rod. 1986. Understanding Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press.
Guntur Tarigan, Henry. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.
Kholid, Idham. 2006. Pengaruh lingkungan bahasa terhadap hasil pembelajaran bahasa Inggris pada MAN Model Bandar Lampung. Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden Intan.
Krashen, Stephen D. 1983. Second Language Acquisition and Second Language Learning. Oxford: Pergamon Press.
Nurhadi, dkk. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Bandung: Sinar Baru.
Tarigan, H.G. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Depdikbud-Dirjen Dikti.
Tjohhjono. 2003. “Pembelajaran Bahasa Kedua.
http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/pembelajaran-bahasa-kedua.
Yanda, Meisil. “Aspek Eksternal dan Internal dalam Pembelajaran Bahasa”. http://www.chairulamri.net/index.php?option=com_content&view=article &id=60:aspek-internal-dan-eksternal-dalam-pembelajaran- bahasa&catid=41:bahasa-arab
Copyright (c) 2023 LAMPUHYANG

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.