Ngusabha Negen Di Pura Puseh Desa Pakraman Ban Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem

  • Ni Kadek Ayu Purnama Ningsih STKIP Agama Hindu Amlapura
  • I Komang Badra STKIP Agama Hindu Amlapura
  • Ni Kadek Ayu Paramanandani
Keywords: Banten tegen-tegenan

Abstract

Ngusabha Negen bertujuan untuk memohon perlindungan dan sekaligus sebagai rasa syukur karena telah terbebas dari paceklik yang panjang dan mampu teratasi setelah diadakannya upacara tersebut. Dalam pelaksanaan Ngusabha Negen terdapat tarian sakral yaitu tari ngalagar dan upakara tegen-tegenan yang di arak tiga kali oleh masing-masing kepala keluarga dan ada syarat-syarat tertentu dalam pelaksanaanya, hal itulah yang membuat upacara ini menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini merupakan upaya dalam melestarikan kebudayaan dan agama Hindu khusususnya dalam pelaksanaan upacara yadnya dengan menggali informasi, memahami dan mengkaji pelaksanaan upacar Ngusaba Negen melalui sebuah penelitian. Adapun fokus kajian dari penelitian ini adalah bentuk, tujuan dan fungsi Ngusabha Negen. Penelitian ini merupakn penelitian lapangan/observasi alami dengan subjek penelitiannya adalah kelian adat, serati banten, pemangku puseh dan tokoh masyarakat desa Ban. dengan menggunakan pendekatan empiris. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan metode kepustakaan. Data diolah dengan analisis deskriptif, dengan menggunakan teknik induksi dan teknik argumentasi. Bentuk Ngusabha Negen yaitu upacara yang dilaksanakan di Pura Puseh, Desa Pakraman Ban. Sarana pokok yang digunakan adalah tegen-tegenan yang berisi buah lokal, jajan khas Bali, serta bebantenan. Ngusabha Negen terdiri dari uapacara Nunas Tirtha, mebat, upacara Nyanjan, ngusabha, upacara Nganyarin dan upacara Panyineban bagian paling menarik dari Ngusabha Negen adalah tarian sakral ngalagar. Fungsi: pendekatan diri, kesuburan tanah, dijauhkan dari hama tanaman, terhindar dari kekuatan negatif dari bhuta kala, dan sebagai rasa kebersamaan antar Krama Desa Ban. Tujuan Ngusabha Negen: sujud bhakti kepada tuhan, memohon anugerah, menetralisir kekuatan negatif, dan sebagai pelestarian tradisi yang dimiliki. 

 

References

Ananda Kusuma, Ida Sri Reshi. 1986. Kamus Bahasa Bali. Denpasar: CV Kayu
Mas Agung.
Anggoro. 2003. Metode penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arta, I Nengah. 1997. Upakara-Yadnya. Denpasar: Pemerintah Provinsi Bali.
Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Bungin, Burhan. 2001. Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
Dinas Pendidikan Dasar Daerah Tingkat I. 1996. Kamus Bahasa Indonesia Bali.
Denpasar: TP.
Djajasudarma. 2006. Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.
Dwija, I wayan. 2003. Petunjuk Penyusunan Proposal. Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura.
____. 2006. Petunjuk Penyusunan Karya Ilmiah. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura.
____. 2012. Petunjuk Penyusunan Karya Ilmiah (Bahan Ajar TPN). Karangasem
: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura.
Endraswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gajah
Mada Universitas Pers.
Gobyah, I Ketut. 2002. Ngusabha Bersinergi Membangun Hidup Sejahtera.
http://okanila.brinkster.net: diakses maret 2018
Hadi, Amirul. 2007. Metodologi penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Indonesia: Ghalia.
Published
2024-01-31
How to Cite
Ningsih, N. K., Badra, I. K., & Ayu Paramanandani, N. K. (2024). Ngusabha Negen Di Pura Puseh Desa Pakraman Ban Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Lampuhyang, 15(1), 24-33. https://doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v15i1.369
Section
Articles